Keutamaan Bulan Rajab
Seperti telah diketahui bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah manusia utama yang paling mulia yang Allah ciptakan. Dan sebagai tanda bakti dan rasa syukur beliau kepada-Nya maka Nabi Muhammad SAW adalah seorang hamba Allah yang segala aktifitas kehidupannya tiada lain hanyalah ibadah kepada Allah ta’aala. Sehingga beliau pun mencontohkan kepada kita sebagai umatnya untuk banyak bersyukur dengan cara melaksanakan ibadah seperti apa yang beliau kerjakan, atau menjalankan sunnah Nabi SAW. Baik dalam mengerjakan shalat, shaum (puasa), haji, dan berbagai macam amal-amal kebaikan lainnya.
Salah satu kegiatan ibadah yang Nabi Muhammad SAW suka lakukan adalah shaum selain shaum wajib di bulan Ramadhan, dan telah banyak hadits-hadits beliau yang berkaitan tentang keutamaan shaum sunnah. Dan seperti telah disebutkan selain di bulan Ramadhan maka Nabi SAW juga melaksanakan shaum di Bulan Rajab dan Sya’ban seperti yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abu Hurairah r.a, “Sesungguhnya Nabi SAW tidak berpuasa setelah bulan Ramadhan kecuali pada bulan Rajab dan Sya’ban.” Salah satu alasan dari Nabi SAW untuk mengerjakan shaum Rajab dikarenakan pada bulan Rajab itu atau tepatnya tanggal 27 Rajab, Nabi SAW diperjalankan untuk bertemu dengan Allah ‘azza wa jalla dan pada malam itu juga Nabi SAW mendapat perintah untuk mengerjakan shalat lima waktu dan berlaku pula untuk umat beliau. Peristiwa itu diperingati oleh kita sebagai Isra’ Mi’raj.
Nabi SAW berpuasa di bulan Rajab dan mengajak umat beliau untuk mengerjakan amalan sunnah itu dengan banyak memberikan hadits-hadits yang memotivasi diri untuk melaksanakan ibadah tersebut. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh ibnu Hibban, Al-Baihaqi dan Al-Syairazi dari Anas bin Malik r.a bahwa Nabi SAW bersabda, “Inna fil jannati nahran yuqaalu rajabu, asyaddu bayaadhan minal labani wa ahlaa minal ‘asali, man shaama yauman min rajaba saqaahullaahu min dzaalikan nahri.”
Hadits tersebut diterjemahkan sebagai, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah sungai yang namanya Rajab, airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari pada madu, barang siapa berpuasa satu hari dari bulan itu, maka Allah memberi minum kepadanya dari sungai itu.”
Rajab secara bahasa mempunyai arti sebagai ‘keagungan’ dan dinamakan bulan Rajab dikarenakan orang-orang Arab pra-Islam telah mengagungkan bulan tersebut dimana selama bulan itu para penjaga Ka’bah membuka pintu Ka’bah sepanjang bulan, sedangkan untuk bulan-bulan lainnya hanya waktu Senin dan Kamis saja. Mereka berkata kalau bulan ini adalah bulan Allah, rumah ini adalah rumah Allah dan hamba adalah hamba Allah, maka tidak dilarang untuk seorang hamba Allah masuk rumah Allah dalam bulan Allah. Dan dikatakan juga kalau Rajab itu terdiri dari tiga huruf (Arab) yaitu Raa (R) yang merupakan kependekan dari Rahmatullah atau kasih sayang Allah, Jim (J) kependekan dari Jurmul ‘Abdi atau dosa seorang hamba, dan Baa (B) yang merupakan kependekan dari Birullaahi Ta’aala atau kebaikan Allah ta’aala. Jadi seakan-akan dengan kemuliaan bulan Rajab tersebut maka Allah ‘azza wa jalla telah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang banyak melakukan amal kebaikan di dalam bulan Rajab.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aniibuu ilaa rabbikum wastagfiruu min dzunuubikum waj tanibul ma’aashiya fisy syahril haraami wa huwa rajabun.” Diartikan sebagai, “Taubatlah kamu sekalian kepada Tuhanmu, minta ampunlah dari semua dosamu dan jauhilah segala macam perbuatan durhaka di dalam bulan haram yaitu bulan Rajab.” **
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar